Inilah Cara Laba-laba Mengeluarkan Jaring

Meski sering ditakui, sebagian besar laba-laba tak
berbahaya. Menakjubkannya, laba-laba bisa membuat
jaring yang kuat dan tahan lama melebihi serat apa
pun di Bumi.
"Jaring laba-laba lebih tahan lama dan elastis
dibanding serat buatan manusia terkuat, Kevlar, yang
digunakan pada rompi antipeluru," kata ahli zoologi
evolusioner dan ahli jaring laba-laba Fritz Vollrath di
University of Aarhus, Denmark.
Menurut profesor emeritus teknik mesin John
Lienhard di University of Houston, jaring laba-laba
juga sangat lentur, bahkan bisa meregang 140% dari
panjang asli tanpa putus. Untuk bahan perkasa
seperti itu, jaring laba-laba sangat ringan.
Menurut buku terbitan 2007 "The Book of Animal
Ignorance: Everything You Think You Know Is Wrong,"
seuntai jaring yang melingkari Bumi kurang lebih
hanya seberat sebatang sabun.
Protein serat halus yang dipintal laba-laba punya
banyak kegunaan. Ketika bayi laba-laba menetas dari
telur, bayi ini melepaskan sendiri jaringnya dan sabar
menunggu agar terbawa angin dan tersebar ke lokasi
baru, proses ini dikenal sebagai 'balon'. Ketika bayi
laba-laba mendarat, ia akan membuat jaring guna
menangkap serangga untuk makan.
Menurut asisten profesor entomologi Linda Rayor di
Cornell University, beberapa spesies laba-laba lebih
memilih membuat jaring kecil di antara kaki dan
menerkam serangga. Hal ini hanya butuh sedikit
waktu dan energi dibanding membuat jaring besar
yang rumit.
Beberapa laba-laba juga menggunakan jaring untuk
membuat sarang pelindung atau kepompong, dan
adapula yang memanfaatkannya agar bisa menempuh
jarak beberapa meter memanfaatkan angin. Ada pula
laba-laba yang mendaur jaringnya setelah tak dipakai.
Ilmuwan telah lama mencoba memahami mekanisme
cara laba-laba membuat jaring, dan sejauh ini upaya
menciptakan sutra di laboratorium sering gagal.
Apa yang membuat jaring sulit diciptakan secara
artifisial adalah, molekul protein kompleks dan
sekuens DNA berulang. Namun, ilmuwan paham
bagaimana jaring mengeras dalam laba-laba.
Vollrath menemukan, laba-laba melalukannya dengan
mengasamkannya, metode serupa proses pembuatan
serat industri seperti nilon.
Setelah memeriksa saluran dalam laba-laba, Vollrath
menyatakan, sebelum masuk saluran, jaring terdiri
dari protein cair. Menurut artikel Vollrath di Nature,
saat cairan masuk saluran, sel-sel menarik air dari
protein jaring dan hidrogen dipompa ke bagian lain
saluran dan menghasilkan bak asam.
Alhasil, jaring yang belum dipintal berubah dari gel
menjadi serat solid melalui kelenjar asam laba-laba
spinneret. Laba-laba memiliki 2-8 spineret,
tergantung spesiesnya.
Spineret ini mengeluarkan berbagai jenis jaring, dari
yang lengket hingga tidak, tergantung waktu yang
dibutuhkan laba-laba.

Bookmark the permalink.

Leave a reply